aku kembali memikirkan pelangi, tak perlu sejengkal dan tak perlu juga berlimpah ruah namun semua ruang terisi dengan warna-warni indah.... aku teringat bait-bait syair lagu butterfly......kupu-kupu......warna-warni PELANGI pada sayapnya terukir sempurna... "butterfly, terbanglah tinggi setinggi anganku untuk meraihmu memeluk batinku yang sedang kacau karena merindu...." semua ruang terisi namun tak penuh, ada sedikit ruang yang bolong karena sebuah kebencian, aku merindu mu pelangi... merindu untuk memaafkan sebuah ketidakberdayaan hati aku ingin kau memenuhi ruang yang bolong itu. akankah kau kirimkan kupu-kupu nan indah yang telah engkau ukir sayapnya untuk memulihkan rinduku padamu?
Menulis menjadi sebuah peristiwa yang menegangkan tetapi indah dan sakral. (Putu Wijaya)