Skip to main content

Secarik Kesan, Novel Hujan - Tere Liye




''Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya'' (Tere Liye - Hujan : 201)

Hallo!!
Sudahkah membaca novel Hujan dari Tere Liye?
Keren-keren apalagi buat yang lagi sendu en mellow2 tuh hatinya, dijamin bakal sukaaa

Oke, disini saya akan sedikit cerita dan tidak bermaksud menjadi spoiler tapi memang di saat saya menulis ini, saya memang akan menghabiskan sedikit lagi novel bang Tere Liye yang berjudul Hujan. So ingin menyampaikan kesan saja mengenai novel ini mumpung mood nulisnya lagi menggebu. Hehe (padahal novel-novel sebelumnya udah selesai baca yaudah selesai juga cerita )

Tak menyangka dengan akhir ceritanya, bisa dibilang happy ending tapi bang Tere Liye memang jago bikin orang kaget sekaligus puas saat membaca.
Hmmm, tau aja kali yaa yang baca juga lagi proses menerima hal menyakitkan.
Anw, saya jatuh hati pada Esok dan kisah Lail dan Esok (gimana kisah cinta mereka baca sendiri yaa, yang jelas penuh tanda tanya  meskipun Lail banyak menunggu hingga hitungan tahun, tapi sosok Esok sangatlah cerdas, cara romantisnya pun cerdas, bukan abal2, bahkan saat manusia di bumi hampir punah) --> maafkan malah fokus disana
Tapi kisah persahabatan 7 tahun Lail dan Maryam juga tak kalah menarik dikala mereka sudah tak punya siapa2 lagi di dunia ini.

Novel Hujan adalah satu dari 2 karya bang Tere Liye yang menurut saya isinya sangat Sci-fi, sebelumnya ada novel Pulang. Kita diajak berimajinasi pada kecanggihan2 teknologi dan sistem yang mungkin ada berpuluh-puluh tahun kedepan. Seperti nonton film hollywood (apalagi novel Pulang kayak nonton filmnya James Bond.hehe). Pada novel ini banyak terdapat ilmu dan fenomena alam, ilmu sejarah, fisika, kimia, semuanya dipangkas habis sama bang Tere Liye, yang gak pernah ketinggalan itu adalah ilmu tentang keserakahan manusia yang faktanya memang tak pernah ada habisnya.

Yang menarik pada novel hujan ini juga diceritakan bahwa saraf manusia telah lengkap dipetakan, memori-memori yang mungkin menyakitkan bagi individu dapat di hapus yang akan sangat membantu menekan jumlah individu-individu yang terserang depresi. Keren ya? Biar kenangan2 menyedihkan tak lagi melanda, namun di satu sisi kenangan itu jangan dilupakan melainkan hanya dipeluk erat karena dengan cara itu kita bisa menerima, ikhlas, dan karena itulah yang akan membuat kita bahagia.
(That's the main main point yang aku ambil dari novel ini terlepas tentang ilmu-ilmu science yang ada, so ya memang tentang perumpaan hujan, tentang melupakan)
Luar biasa nian imajinasi bang Tere Liye nih, bikin yang baca baper juga jadinya #eh


Anw, ini beberapa quotes yang aku suka yang ditulis bang Tere Liye di dalam novel ini :

''Semua akan kalah oleh waktu. Sebenarnya hanya orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu, orang-orang yang berhasil menaklukkan diri sendiri. Meski terasa sakit, menangis, marah-marah, tapi pada akhirnya bisa tulus melepaskan, maka dia telah berhasil menaklukkan diri sendiri''

''Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri. Kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta''

''Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal menyakitkan yang mereka alami.
''Bukan melupakan yang menjadi masalahnya, tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan''.

Semoga bermanfaat.

#novelyangbarusempatterbaca #berbagi #mengisiwakturamadhan  #recomendedtoread #novelhujan #tereliye #book

Comments

Popular posts from this blog

Anganku menjadi seorang psikolog :)

udah lama gak posting, nanti awal kuliah janji bakalan nulis terus...... :) kali ini aku postingan ku terinspirasi ketika aku menulis essay buat apply Universitas Paramadina well, aku lolos buat thap aplikasi tapi sayangnya tahap wawancara gak bisa aku ikutin karna alhamdulillah aku keterima di salah satu universitas ternama di Indonesia. alhamdulillahi rabbil 'alamin. inspirasi datang jam 12 teng-tengah malem, mulai deh aku ambil kertas, pena, dan.... jreng2.... mari menulis.. :) "bingung""?????" pertama mau nulis, aku ingin jadi psikolog? yeah...cita-cita ku dimulai ketika aku kelas satu SMA. but now, check it out... aku mlah keterima di jurusan mikrobiologi. it's okay gak papa, yg penting univ nya nyangkut di Universitas Gajah Masa Indonesia. yeeee..yeee..... aku bahagia....aku gembira.....bisa masuk kesana... :) :) :) but, cita-cita ku gak pudar buat jadi seorang psikolog, do'ain S2 bisa ke jurusan psikologi. aminn. udah ah, ntar

karya ilmiah REMAJA "GAUL" dan IMPLIKASINYA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bumi sebagai wadah kehidupan sekarang berada pada masa krisisnya. Keadaan ini menimbulkan banyak masalah yang masih belum teratasi, khususnya pada masalah lingkungan hidup, seperti krisis makanan yang diperkirakan 1 dari 6 orang di dunia menderita kelaparan dan gizi buruk, Air yang diperkirakan pada tahun 2025 dua pertiga orang di dunia akan mengalami krisis air yang parah, kekurangan energi, perubahan Iklim, berkurangnya keanekaragaman hayati yaitu bumi yang sekarang telah memasuki tahap kepunahan spesies keenam terbesar, pemanasan global, polusi, hutan yg berkurang, pasokan terbatas sumber daya alam dan lain-lain. ( www.wartawarga.html.com) Masalah lingkungan hidup merupakan tanggung jawab dan beban bagi kita manusia sebagai komponen utama di muka bumi, mempunyai peran penting dalam upaya pelestarian lingkungan untuk mengurangi masalah yang terjadi di lingkungan sekarang. Bumi yang semakin rusak menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menja