Mendengar kalimat ”Pengabdian Dalam Memajukan Pendidikan” sangat terbesit di pikiran untuk langsung memikirkan sosok seorang guru. Kenapa? Karena akan musnalah sebuah pendidikan tanpa ada sosok pengajar, tanpa adanya seorang guru. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru. Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari. Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari siswa. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh siswanya, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para siswa yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan.
Sejak menjatuhkan pilihan sebagai guru, sejatinya seorang guru terikat kontrak menjadi seorang agen perubahan. Peran itu terjadi pada titik perjumpaan antara sang guru dengan anak didik di sekolah. Guru memiliki andil demikian besar dalam menentukan dan membuat perbedaan kepada anak didiknya. Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa baik atau buruk, hitam atau putihnya gambaran anak didik di masa depan sangat ditentukan oleh peran masa kini sang guru di sekolah. Sekolah merupakan satu-satunya institusi sosial yang secara khusus dan terorganisir mengembangkan anak didik memperoleh pemahaman dan keterampilan perihal kebenaran, keindahan, dan keadilan.
Lalu, apa yang bisa menjadi tolak ukur sebuah pengabdian ataukah bukan yang telah dilakukan oleh seorang guru? Mungkin jawabanya adalah sebuah keikhlasan dari seorang guru itu sendiri. Sebuah keikhlasan dalam berbagi ilmu merupakan suatu hal yang sulit, suatu hal yang sekarang jauh dari kenyataan. Keikhlasan akan mewadahi sebuah komitmen, sebuah tujuan, dan sebuah tanggung jawab karena sebuah keikhlasan mengajar akan membawa seseorang untuk melakukan sesuatu hal dengan senang hati tanpa paksaan dari manapun.
Selain itu pengabdian akan mengarah kepada sebuah perubahan positif yang akan mendukung kegiatan sebelumnya. Sebuah totalitas dibutuhkan dalam sebuah pengabdian agar apa yang kita lakukan akan bermanfaat bagi masyarakat yang kita tuju. Agar apa yang menjadi tujuan bisa terwujud.
Dengan adanya sebuah pengabdian, segala sesuatu yang kita lakukan akan sangat terasa manfaatnya dan akan sangat terasa hasilnya. Mengapa? Karena pengabdian yang telah kita buat akan menjadi sebuah ”label” yang sangat berharga untuk kita ataupun untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Sebuah pengabdian memang tidak mudah untuk dilakukan. Sebuah pengabdian adalah pilihan terutama bagi para pengajar yang dalam hal ini adalah seorang guru. Guru yang baik akan mengabdikan segala ilmunya bahkan apa yang dia miliki untuk kesejahteraan ilmu yang telah dia ajarkan itu sendiri. Oleh karena itu, Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Guru adalah sosok yang penting dalam kehidupan ini karena berkat seorang guru kita bisa berdiri sebagai seseorang yang tangguh, kuat, sukses, dan bisa melanjutkan generasi-generasi berguna masa depan. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Mari memulai untuk mencoba untuk melakukan sebuah pengabdian untuk masyarakat dalam bidang pendidikan agar memberi dan berbagi ilmu menjadi sebuah aktivitas, bertanggung jawab menjadi sebuah komitmen, dan kesejahteraan masyarakat, agama, bangsa dan negara menjadi sesuatu yang akan patut untuk dibanggakan karena merupakan hasil dari sebuah pengabdian.
(chocosher, 15th october 2011) --> coretan yang sempat terselip :D
bagaimana bila guru telah dirasa maksimal memberikan pendidikan kepada muridnya ? tetapi mala muridnya sendiri yang gagal (tidak naik kelas) ? apakah bisa benar dalam kasus seperti ini guru yang disalahkan ?
ReplyDeletemampir ya.. ke blog gue :D
salam kenal
guru maupun murid tidak bisa disalahkan secara mutlak jika terdapat kesalahan karena keduanya sebenarnya punya peran yang saling membutuhkan. perilaku murid bukan hanya tanggung jawab dari guru saja namun lebih kepada orang tuanya, lha, balik lagi, bukannya orang tua memang guru yang paling baik seharusnya? :)
ReplyDelete