Dedicated for adek-adek angkatan 2013 yang seketika memilih Mikrobiologi sebagai salah satu ilmu yang akan mereka geluti selama 4 tahun kedepan :)
#microflash2013
Proud to be a microbiologist!!! ^_*
************************
Pernah
denger kalo ada yang bilang kalo “Microbiology is a colourful subject”, yupzs,
pada setuju kan apalagi buat kamu yang udah niat banget pengen mendalami dan
menyelami ilmu ini, gak rugi deh kalau udah niat buat mempelajari
mikroorganisme khususnya bakteri sebagai makhluk hidup jumlahnya paling banyak di
bumi.
Banyak hal yang menarik dari makhluk hidup yang diciptakan
Tuhan satu ini, salah satunya kemanfaatannya bagi kesehatan manusia.
Pada tahu dong kalau tubuh kita yang terdiri
dari berjuta-juta sel ternyata dihuni oleh sekitar 10 sel bakteri untuk satu
sel tubuh?
Hal tersebut diutarakan oleh Direktur National
Human Genome Research Institute, Eric Green. Dokter dan peneliti ahli telah
lama mengetahui bahwa manusia berbagi tubuh dengan triliunan mikroorganisme.
Namun, karena ukurannya sangat renik, sel-sel mikroba tersebut hanya menyumbang
satu hingga tiga persen dari total massa tubuh manusia.
Bisa bayangin gak betapa
banyaknya bakteri yang ada di tubuh kita dan membantu segala proses di dalam
tubuh termasuk metabolisme tubuh kita?
Manfaat lain dari mikroorganisme
khususnya bakteri adalah pada lingkungan kita, seperti beberapa makanan yang
bersumber dari mikroorganisme tertentu, seperti keju, yoghurt dan lain-lain.
Pictures from www.google.com
Bakteri-bakteri
dengan jenis yang lain juga telah banyak ditemukan dan memiliki kemampuan
membantu mendegradasi limbah yang ada di lingkungan.
Ada juga
bakteri yang memiliki kemampuan yang luar biasa yang baru ditemukan tahun 2013
ini oleh tim dari Michigan State University. Mereka menemukan
bakteri yang toleran pada logam yang bernama Cupriavidus metallidurans.
Nah, ternyata bakteri ini dapat tumbuh dalam konsentrasi besar klorida emas (gold
chloride), yang mematikan bagi makhluk yang lain. Lebih jauh lagi, para ilmuwan menguak, makhluk sangat kecil itu mampu
mengubah zat beracun klorida emas untuk memproduksi gumpalan emas. Atau dengan
kata lain, bakteri itu makan racun lalu mengeluarkan "kotoran" atau
hasil sekresi berupa emas murni. Wah, keren kan? Bakteri bisa menghasilkan
emas. Mereka juga menemukan, bakteri tersebut setidaknya 25 kali lebih
kuat dari yang diduga sebelumnya.
Pictures from www.surabayapost.co.id
Lantas, bagaimana emas bisa
dihasilkan dari bakteri ini?
Brown dan Kashefi mengumpan
bakteri Cupriavidus metallidurans dengan klorida emas dengan
jumlah besar, meniru proses yang mereka yakini terjadi di alam. Butuh waktu
selama sekitar sepekan, agar bakteri tersebut memetabolis racun dan akhirnya
memproduksi bongkahan emas. Menurut
Brown, instalasi “The Great Work of the
Metal Lover” adalah bagaimana memanfaatkan sistem kehidupan sebagai sarana
sebuah eksplorasi artistik, ini adalah neo-alkimia. Setiap bagian, setiap
detail proyek adalah persilangan antara mikrobiologi modern dan alkimia.” Sebagai seorang seniman, beliau ingin menciptakan sebuah fenomena, dimana
seni mempunyai kemampuan untuk mendorong sebuah penyelidikan ilmiah. Ups, tapi jangan
terlalu bersemangat dulu dengan temuan ini.
Jangan
langsung bermaksud ingin mengembangbiakan bakteri ini, meski kedengarannya menarik,
biaya yang dibutuhkan untuk mereproduksi eksperimen mereka dalam skala yang
lebih luas, luar biasa mahal. Tak hanya itu, kesuksesan menciptakan emas menimbulkan banyak
pertanyaan: tentang dampak ekonomi dan sosial, etika yang berkaitan dengan ilmu
dan rekayasa alam. Juga tentang akibatnya pada keserakahan manusia.
Dalam mendukung kemampuannya, mikroba juga
melakukan sebuah interaksi agar kinerjanya dapat berjalan baik dan maksimal,
karena mikroba dapat memberikan efek ketika ia berada dalam koloni dan bukannya
sendirian.
Hal tersebut mengungkapkan
bahwa mikroba juga merupakan makhluk sosial, sama halnya dengan manusia. Salah
satu contoh hubungan sosial mikroba menurut Bonnie Bassler adalah hubungan yang
terjadi pada jenis bakteri laut yang disebut Vibrio fischeri yang dapat menghasilkan cahaya, mirip cahaya
kunang-kunang. Ketika tidak berada dalam koloni atau ketika mereka berada dalam jumlah kecil di
suspensinya, mereka tidak menghasilkan cahaya. Tetapi ketika mereka tumbuh hingga mencapai
jumlah tertentu dan mengeluarkan senyawa khusus, maka semua bakteri dapat memancarkan cahaya
secara bersamaan.
Bagaimana
caranya bakteri, organisme yang primitif, bisa
tahu perbedaan ketika mereka sendiri, dan
ketika mereka ada di sebuah komunitas, dan kemudian melakukan
sesuatu bersama-sama?
Jawabannya adalah berbicara dengan sebuah bahasa kimia. Bakteri membuat dan mensekresikan molekul kecil yang bisa kita anggap seperti hormon, hormon ini akan bekerja apabila diserap
oleh reseptor yang berada pada bagian luar dari bakteri. Ketika bakteri berada
dalam jumlah kecil, maka reseptor akan sulit untuk menangkap hormon-hormon yang
dikeluarkan oleh bakteri tersebut karena suspensinya kurang padat. Tetapi ketika bakterinya tumbuh dan
berlipat ganda dan mereka semua berpartisipasi dalam
pembuatan molekul ini, jumlah ekstraseluler molekulnya akan meningkat proporsinya dibandingkan jumlah selnya. Dan ketika molekulnya mencapai jumlah
tertentu itu akan memberi tahu bakteri berapa banyak
bakteri yang ada di sekitarnya, mereka mengenali molekul tersebut dan semua bakteri akan menghasilkan cahaya
secara bersamaan. Itulah
cara bioluminesens bekerja, mereka berbicara dengan kata-kata kimia.
Menarik
bukan? Kenapa
ini menarik adalah karena dalam dekade terakhir telah
ditemukan bahwa ini bukanlah sekedar anomali seputar
bakteri menyala-dalam-gelap yang konyol dan hidup di lautan, semua
bakteri memiliki sistem seperti ini.
Jadi sekarang dapat dimengerti bahwa semua
bakteri dapat berbicara satu sama lain. Mereka membuat kata-kata kimia, mereka
mengenali kata-kata tersebut, dan mereka mengaktifkan sifat-sifat
kelompok yang hanya akan berhasil ketika semua
selnya berpartisipasi bersamaan.
(Lestari Wevriandini/Dep.Keilmuan PERMAHAMI/15/8/13)
Sumber terkait : Daily Mail|CNET dan Bonnie Bassler : How bacteria
"talk". (www.ted.com)
entah kenapa bawaanya serem denger kata Microbiology..
ReplyDeleteini satu2nya ,matakuliah yg bikin aku gagal cum laude,huhu :((
mungkin aku gak bakat kali ya sama hal2 berbau mikrob..
but yg udah memeilih jalan hidupnya dengan mikrob,,semangat dan telaten yaaa :))
salam EPICENTRUM
wait for visit :))
minat dan bakat setiap orang memang berbeda-beda, tapi yakin segala sesuatu yang bisa dijalani dengan niat yg kuat dan tulus insyaallah berhasil, tergantung niat dan milihnya apa. sukses buat rizki sesuai bidang ilmu yang ditekuninya :)
ReplyDelete